Sukses di Layar Lebar, The Raid Serbu Etalase Komik

The Raid Serbu Etalase Komik

The Raid sukses dengan layar lebar, tetapi masih menjadi topik utama dibicarakan waktu ini. Selain disebut sukses dalam perfilman nasional, kini The Raid sangat terkenal dengan pasar Internasional bahkan Hollywood juga. Iko Uwais dkk, juga berhasil menarik 1,2 lebih juta penonton.

Untuk semakin menambah hype penggemar terhadap film ini, akhir minggu lalu, tepatnya tanggal 14 April 2012 bertempat di Blitz Megaplex Grand Indonesia, giliran versi komik dari The Raid resmi dirilis dengan judul yang sama. Komik setebal 120 halaman ini ditulis oleh Roni Amdani, dan art-nya dikerjakan oleh John G. Reinhart yang sebelumnya kita kenal dalam komik Wind Rider dan Knight of Apocalypse, serta diterbitkan oleh Mizan Publishing. Berbeda dengan filmnya yang banyak didominasi oleh warna merah karena darah, dalam komik ini semuanya berubah menjadi hitam putih khas komik. Roni menjelaskan, kalau komik tersebut dibuat berwarna, justru akan mengurangi feel yang bisa didapat. “Ambience kerasnya enggak akan dapat kalau pakai warna. Kalau hitam putih begini, kan terasa (ambience kerasnya). Apalagi di filmnya banyak adegan sadis yang berdarah-darah. Kalau berwarna, darahnya nanti kelihatan semua. Dan kami menghindari darah,” katanya.

Selain itu, Roni juga menjelaskan alasan kenapa komik ini hanya dibuat dalam 120 halaman. Dia menjelaskan, selain kurang nyaman untuk dibawa, jika terlalu banyak halaman bisa membuat pembaca sesak napas. ”Bayangkan saja kalau sepuluh halaman isinya adegan fighting semua? Tensi bisa tinggi dan sesak napas. Bacanya juga akan capek. Makanya, dibuat 120 halaman, ceritanya penuh aksi dan enggak ada yang missed, sesuai dengan filmnya,” imbuhnya. Lantas bagaimana pendapat para pelaku di film terhadap komik ini? Mereka mengaku sangat terhormat karena film yang mereka perankan dibuat dalam bentuk komik. Lebih lanjut Iko Uwais berharap, nantinya komik ini bisa mengikuti sukses film aslinya.

Lantas bagaimana proses pembuatan komik ini sendiri? Simak ya proses pembuatannya di halaman berikutnya!

The Raid Serbu Etalase Komik_1

The Raid Serbu Etalase Komik_2

The Raid Serbu Etalase Komik_3

The Raid Serbu Etalase Komik_4

Proyek komik ini sendiri bermula pada November 2011 lalu, dimana pada saat itu tim komik Curhat Anak Bangsa (CAB) mengadakan meeting dengan tim Merantau Films untuk mendiskusikan kemungkinan The Raid diadaptasi dalam bentuk komik. Gayung pun bersambut, pihak Merantau Films tertarik dengan ide tersebut dan mulailah tim mengerjakan beberapa preview untuk dipresentasikan ke pihak Merantau Films.

Setelah itu, tim komik pun diberi kesempatan untuk menonton penayangan The Raid di acara 6th JOGJA – NETPAC ASIAN FILM FESTIVAL di Yogyakarta. Setelah menonton, tim komik membuat tiga pilihan alternatif yang kemudian ditawarkan ke pihak Merantau Films:

  • Alternatif opening pertama mengikuti alur dari film.
  • Alternatif opening kedua bermula dari adegan penyerbuan.
  • Alternatif opening ketiga diambil dari sudut pandang Tama.

Setelah itu, tim komik membuat konsep beberapa adegan kunci dalam film dengan mengandalkan ingatan terhadap adegan yang hanya mereka tonton satu kali. Lantas setelah mendapatkan persetujuan dari Gareth Evans (sutradara The Raid), tim komik pun mulai membuat komik tersebut.

The Raid Serbu Etalase Komik_5

Deadline yang diberikan Merantau Films terhadap tim komik cukup singkat, hanya 1 bulan untuk menyelesaikan 111 halaman dalam komik. Pengerjaan dimulai pada bulan Februari 2012, dan karena alasan kerahasiaan, tim komik tidak mendapatkan satu kopi pun film The Raid. Mereka hanya diperbolehkan untuk menonton kembali film tersebut di kantor Merantau Films dan mendapatkan skrip aslinya.

The Raid Serbu Etalase Komik_6

Setelah pengerjaan kurang lebih 1 bulan sejak Februari 2012, akhirnya pada tanggal 14 April lalu, komik ini resmi diluncurkan di pasaran.Bagaimana pendapat ente tentang komik ini? Apakah nantinya bisa sesukses filmnya? Berikan pendapat ente di kolom komentar ya!
0 Blog Comments
Tweets Comments
Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar